Rabu, 06 Maret 2013

SISTEM EKONOMI JERMAN



SISTEM EKONOMI JERMAN

A.  Jerman
Jerman tergolong negara industri paling berprestasi dan paling maju perkembangannya, dan merupakan perekonomian nasional terbesar keempat di dunia setelah Amerika Serikat, Jepang dan Cina. Dengan jumlah penduduk yang mencapai 82 juta jiwa, Jerman merupakan pula pasaran terbesar di dalam Uni Eropa (UE) . Perekonomian nasional Jerman terpusatkan pada barang dan jasa yang diproduksi oleh industri. Terutama hasil produksi industri konstruksi mesin dan industri otomotif serta produk-produk kimia dari Jerman dihargai baik di dunia internasional. Kurang lebih setiap Ero keempat diperoleh dalam sektor ekspor – dan lebih dari setiap tempat kerja kelima tergantung secara langsung atau tidak langsung dari perdagangan luar negeri. Dengan volume ekspor sebesar 1.121 miliar dolar AS pada tahun 2009, sebanding dengan sepertiga dari penghasilan nasional bruto, Jerman adalah negara pengekspor barang terbesar kedua di dunia sesudah Cina (1.202 miliar dolar AS), setelah dari tahun 2003 hingga 2008 enam kali berturut-turut Jerman mendapat sebutan "juara dunia ekspor". Andil Jerman dalam seluruh perdagangan global mencapai sekitar sembilan persen.

Karena orientasi Jerman yang tinggi kepada ekspor, keterpautannya dengan perekonomian dunia sangat erat, – hal yang membedakannya dengan kebanyakan negara lain – dan Jerman pun berkepentingan akan pasaran terbuka. Mitra-mitra perdagangan terpenting ialah Perancis, Belanda, Amerika Serikat dan Inggris. Pada tahun 2009 diekspor barang senilai 82 miliar Ero ke Perancis, senilai 54 miliar Ero ke AS dan ke Belanda, dan senilai 53 miliar Ero ke Inggris. Setelah Uni Eropa diperluas ke arah timur (2004 dan 2007), di samping perdagangan dengan negara anggota UE "lama", dapat dicatat peningkatan dalam volume perdagangan dengan negara-negara anggota UE di Eropa Timur. Sepuluh persen lebih dari ekspor total dilakukan ke negara-negara tersebut. Ekspor Jerman ke negara Uni Eropa mencapai 63 persen dari volume ekspor seluruhnya


B.  Sistem Perekonomian Jerman bersifat Socialisme
Perekonomian Di Jerman menganunt sistem Ekonomi Sosial. Artinya: Negara menjamin kebebasan bertindak di bidang ekonomi, akan tetapi berusaha menyediakan sarana penyeimbangan sosial. Negara jerman merupakan negara yang sangat mementingkan kemakmuran rakyatnya, dimana pertumbuhan ekonominya yang pesat, akan kinerja pemerintah  dan karyawan yang bekerja saling membantu dalam menciptakan kesejahteraan penduduk negara jerman itu sendiri, Baik itu disegi pendidikan, maupun ekonomi.

Berkat konsep itu yang dimasyarakatkan pada masa pascaperang oleh menteri perekonomian saat itu, Ludwig Erhard, Jerman menikmati keadaan tenteram di bidang sosial, bahkan pada fase timbulnya kesulitan ekonomi. Suasana tenteram itu tercermin dalam kelangkaan aksi mogok. Kemitraan sosial antara serikat kerja dan organisasi pemberi kerja telah ditetapkan oleh perangkat hukum tenaga kerja kolektif yang melembagakan proses penyelesaian konflik. Undang-Undang Dasar menjamin otonomi penetapan tarif imbalan kerja yang memberikan hak kepada pemberi kerja dan serikat kerja untuk menyepakati persyaratan kerja dalam perjanjian tarif yang menjadi tanggung jawab kedua pihak itu sendiri.

Negara jerman merupakan negara yang sangat mementingkan kemakmuran rakyatnya, dimana pertumbuhan ekonominya yang pesat, akan kinerja pemerintah  dan karyawan yang bekerja saling membantu dalam menciptakan kesejahteraan penduduk negara jerman itu sendiri, Baik itu disegi pendidikan, maupun ekonomi.

Berkenaan dengan krisis pasar keuangan, Jerman berusaha dengan giat di berbagai forum (Uni Eropa, G20, IMF) demi reformasi arsitektur keuangan internasional. Demi tujuan itu, cakupan regulasi pasar keuangan hendaknya diperluas kepada semua pihak yang beraksi, semua produk dan semua pasaran. Di samping itu perlu dijamin bahwa tindakan regulasi dilaksanakan secara konsisten dan menyeluruh. Di sektor perbankan, Jerman menginginkan aturan lebih ketat mengenai modal sendiri dan likuiditas, peraturan tanggung gugat yang berlaku secara internasional, serta pemeriksa keuangan yang mengontrol dengan lebih tegas. Pada waktu yang sama hendaknya diberlakukan regulasi lebih ketat pada sistem imbalan dari bank dan asuransi, begitu juga pemberian bonus kepada manajer yang tingginya tidak wajar dapat dilarang. Melalui kebijakan ekonomi yang dipegangnya, Pemerintah Federal ingin menghentikan gerak turun pertumbuhan secepat mungkin dan mengantar Jerman keluar dari krisis dalam keadaan lebih kuat. Sebelum adanya krisis pun kondisi umum untuk perusahaan telah diperbaiki lebih lanjut dengan penurunan biaya samping upah, pengaturan pasaran kerja yang lebih fleksibel, dan penyederhanaan birokrasi. Di samping itu pada tahun 2008 mulai berlaku reformasi pajak badan, hal yang berarti beban perusahaan diringankan.



C.  Daya Saing ekonomi Jerman

Dasar untuk daya saing di dunia internasional tidak hanya terbentuk oleh ke-30 perusahaan besar yang terdaftar dalam indeks saham Jerman (DAX), seperti Siemens, Volkswagen, Allianz, SAP atau BASF, melainkan juga oleh puluhan ribu perusahaan kecil dan madya (sampai 500 karyawan) di sektor-sektor industri hilir, khususnya konstruksi mesin, produksi komponen, tetapi juga nanoteknologi dan bioteknologi yang sering bekerja sama dalam kelompok setempat. Sebagai tulang punggung perekonomian Jerman dianggap perusahaan madya. Dengan mempekerjakan 25 juta orang lebih, perusahaan madya menyediakan jumlah terbesar tempat kerja, begitu pula bagian terbesar tempat pendidikan kerja bagi orang muda. Biar begitu, perusahaan industri besar merupakan sokoguru penting bagi perekonomian Jerman. Dibandingkan dengan negara industri lain seperti Inggris atau Amerika Serikat, basis industri itu luas dan jumlah pekerjanya besar – ada lima juta orang yang bekerja di perusahaan industri. Tidak ada negara ekonomi tradisional lain di mana produksi industri klasik memegang peranan pokok yang dapat dibandingkan dengan peranannya di Jerman. Andilnya dalam hasil ekonomi Jerman mencapai sekitar 37 persen.

Spesialisasi Jerman adalah pengembangan dan pembuatan barang industri canggih, terutama barang investasi dan teknologi produksi yang inovatif. Cabang-cabang industri terpenting ialah industri mobil, konstruksi mesin, elektroteknik dan kimia. Keempat cabang industri itu saja mempekerjakan 2,9 juta orang yang menghasilkan omzet sebesar 800 miliar Ero lebih. Industri mobil juga berperan sebagai penggerak inovasi: Sekitar 30 persen dari seluruh pengeluaran P&P intraperusahaan di Jerman berasal dari cabang industri tersebut. Dengan keenam perusahaan VW, Audi, BMW, Daimler, Porsche (VW) dan Opel (General Motors), Jerman tergolong negara produsen mobil terbesar di samping Jepang, Cina dan AS – dengan pangsa pasar besar di kelas menengah atas dan kelas atas. Walau begitu industri mobil terpukul juga oleh krisis penjualan yang melanda seluruh dunia. Untuk mempersiapkan diri bagi masa depan, seluruh industri otomotif kini sibuk mengembangkan unit penggerak yang ramah lingkungan, misalnya mesin diesel generasi baru, motor hibrida, dan elektrifikasi lebih jauh dari sistem penggerak.

Sebagai faktor positif dilihat letak Jerman di jantung Eropa dan penegakan hukum yang terjamin, perbandingan internasional, Jerman menempati posisi terkemuka khususnya menyangkut prasarana (angkutan, telekomunikasi), mutu perguruan tinggi.




Ekonomi Feudalisme di Jerman
Gambar hiasan

Pengenalan
Pada abad ke-16, Jerman mula mengorak langkah dalam bidang ekonomi. Ketika itu Jerman masih mengamalkan sistem ekonomi feudalisme. Sistem ekonomi feudalisme yang diamalkan oleh Jerman dapat dilihat dalam 3 bidang utama iaitu pertanian, perindustrian dan perbankan

Kegiatan Ekonomi Feudalisme di Jerman
1. Bidang Pertanian

Sekitar abad ke-16, bidang pertanian merupakan sumber utama ekonomi Jerman. Unsur feudalisme masih teguh diamalkan dalam masyarakat Jerman. Sebagai contoh;
       i. Petani masih bergantung  kepada tuan tanah dan terikat dengan sistem perhambaan.
       ii. Kegiatan pertanian masih dijalankan menggunakan kaedah primitif iaitu masih
menggunakan sistem tiga bidang. Peralatan yang digunakan seperti tenggala masih diperbuat daripada kayu. Tenaga binatang digunakan untuk membantu dalam aktiviti pertanian..

Pada masa itu, petani merupakan golongan miskin yg tertindas. Mereka terbeban dengan cukai tanah dan tidak ada kebebasan melakukan kerja lain. Sistem keadilan pula dianggotai oleh paderi dan golongan atasan dan keputusan jarang memihak kepada golongan petani sehingga ramai diantara mereka menjadi hamba / serf.

Kemiskinan dan penindasan ini membawa kepada pemberontakan para petani. Mereka bangkit menentang golongan bangsawan dan menuntut hak serta kebebasan daripada tuan tanah. Antara tuntutan golongan petani ialah;
      i. Kehidupan yg bebas seperti memasuki hutan dan pergi berburu.
     ii. Pemansuhan amalan perhambaan
     iii. Menuntut untuk mendapatkan semula tanah awam

Pemberontakan yang mengorbankan lebih kurang 100, 000 orang petani ini menemui kegagalan. Walau bagaimanapun, perkara tersebut mendapat perhatian daripada pemerintah Jerman. Pemerintah Jerman mula melakukan perubahan dalam bidang pertanian. Antara pembaharuan yang dilaksanakan termasuklah;
        i. Pembinaan Terusan Frederick
        ii. Mengecualikan cukai selama 10 tahun
       iii.Penghapusan buruh serf.
        iv. Pembahagian tanah pertanian untuk menggalakkan Pertanian

Walaupun berlaku perkembangan dalam sektor pertanian, ia tidak selari dengan taraf hidup petani. Mereka masih lagi menjadi serf dan terikat dengan tuan tanah. Dalam kata lain, kehidupan golongan petani masih di takuk lama. Petani hanya menemui kebebasan apabila Raja Frederick II memansuhkan sistem serf dan Raja Joseph II menghapuskan perkhidmatan buruh sekitar tahun 1870-an

2. Bidang Perindustrian
Pada abad ke-16, industri tekstil diusahakan secara besar-besaran di Jerman. Perusahaan sutera juga berkembang pesat. Masyarakat desa turut terlibat dalam perusahaan menghasilkan pakaian berasaskan kain bulu dan linen. Muncul kilang2 tekstil pada abad ke-18 di Bohemia.

 Perdagangan tertumpu di bandar seperti Luberk, Hamburg dan Bremen. Venice muncul menjadi pelabuhan utama dan penting. Bandar2 baru turut muncul berikutan kepesatan perusahaan bijirin, pertukangan dan pemasaran lembu.

Perkembangan industri semakin rancak ekoran wujudnya kerjasama antara kerajaan dengan pihak swasta. Sebagai contoh, pembinaan kilang senjata di Spandau, Berlin.
Industri kraftangan seperti perusahaan memintal benang turut berkembang di kawasan pedalaman Jerman.

Kepesatan ekonomi di Jerman membawa kepada pengukuhan kedudukan saudagar [borjois]. Golongan sudagar ini kemudiannya menubuhkan pelbagai organisasi perniagaan baru sehingga menenggelamkan organisasi perniagaan tradisional seperti kesatuan tukang dan kesatuan saudagar.

3. Perbankan
Institusi kewangan seperti bank juga mula ditubuhkan. Bank-bank di Jerman banyak memberi bantuan kewangan atau modal kepada pedagang Jerman. Peruntukan modal ini membantu merancakkan urusan perdagangan termasuklah dengan Sepanyol dan Portugal. Barangan buatan kilang Jerman dipasarkan di Lisbon dan Sevile. Pada abad ke-18, bandar Frankfurt menjadi tumpuan penduduk ekoran kepesatan ekonomi perbankan dan perdagangan.


Kesimpulan
Kepesatan perkembangan ekonomi feudalisme di Jerman banyak didorong oleh peranan yang dimainkan oleh golongan petani. Hasil keluaran pertanian yang banyak akhirnya membawa kepada berkembangnya industri dan perdagangan yang didominasi oleh golongan saudagar. Ekonomi feudalisme Jerman semakin berkembang dengan tertubuhnya institusi kewangan seperti bank.

MACAM MACAM SISTEM EKONOMI



MACAM MACAM SISTEM EKONOMI

Bersumber dari tiga masalah pokok ekonomi yaitu what, how, dan for whom, maka setiap masyarakat dan negara membutuhkan adanya tindakan pengambilan keputusan. Adapun bentuk pengambilan keputusan tersebut dituangkan dalam suatu sistem ekonomi yang dianut oleh negara yang bersangkutan.

Sistem ekonomi adalah cara untuk mengatur atau mengorganisasi seluruh aktivitas ekonomi, baik ekonomi rumah tangga negara atau pemerintah, maupun rumah tangga masyarakat atau swasta. Aktivitas ekonomi yang dimaksudkan di sini adalah kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat yang meliputi kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi.

Setiap pengusaha atau usahawan sebaiknya mengetahui sistem ekonomi untuk membantu dan mempermudah dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi sehari-hari, karena sistem ekonomi tersebut tidak dapat lepas dari kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah khususnya di bidang ekonomi.

Sistem ekonomi yang digunakan suatu negara berbeda-beda, karena secara historis suatu negara mempunyai keadaan alam, lembaga ekonomi, lembaga politik, lembaga sosial, falsafah, dan ideologi yang berbeda, sehingga sistem ekonomi yang dipakai sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut. Sistem perekonomian sekarang ini jauh lebih kompleks seiring berkembangnya kegiatan perekonomian suatu negara, sehingga dapat menjawab tiga pertanyaan pokok what (apa dan berapa banyak barang diproduksi), how (bagaimana cara memproduksi), dan for whom (untuk siapa barang diproduksi).

Pada dasarnya sistem ekonomi bisa dibagi menjadi empat sistem yang mendasar sebagai berikut.

1. Sistem Ekonomi Tradisional
Masyarakat yang mempunyai sistem ekonomi tradisional adalah masyarakat yang belum ada pembagian kerja, cara mendapatkan barang dengan barter (natura), belum mengenal uang sebagai alat pembayaran, produksi dan distribusi terbentuk karena tradisi dan hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri/masyarakat.

Ciri-ciri:
1. Belum ada pembagian kerja
2. Pertukaran dengan sistem barter
3. Jenis produksi ditentukan sesuai dengan kebutuhan
4. Hubungan masyarakat bersifat kekeluargaan
5. Bertumpu pada sektor agraris
6. Keadaan masyarakatnya masih statis, tradisional, dan miskin

Kelebihan:
1. Setiap masyarakat termotivasi untuk menjadi produsen
2. Produksi tidak ditujukan untuk mencari keuntungan
3. Dengan sistem pertukaran barter, masyarakat cenderung bertindak jujur

Kelemahan:
1. Tidak ada kerja sama antarindividu atau masyarakat
2. Sulit mempertemukan kedua belah pihak yang saling membutuhkan
3. Jenis dan jumlah barang yang diproduksi sering tidak mencukupi kebutuhan
4. Sulit menetapkan ukuran dari barang yang dipertukarkan


2. Sistem Ekonomi Kerakyatan
Sistem ekonomi yang digunakan di Indonesia bardasar atas demokrasi ekonomi, artinya produksi dikerjakan oleh semua masyarakat, dan untuk semua di bawah pimpinan atau pemilikan anggota masyarakat. Kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan, bukan kemakmuran orang seorang. Sistem ekonomi di Indonesia berdasar Pancasila, UUD 1945, serta GBHN, sehingga disebut sebagai “sistem ekonomi berdasar demokrasi ekonomi Pancasila”.

Demokrasi ekonomi yang diterapkan di Indonesia mengandung ciri-ciri positif sebagai berikut.
  1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
  2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
  3. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
  4. Sumber-sumber kekayaan dan keuangan negara digunakan dengan permufakatan lembaga-lembaga perwakilan rakyat serta pengawasan terhadap kebijaksanaannya ada pada lembaga-lembaga perwakilan rakyat pula.
  5. Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara.
  6. Warga negara memiliki kebebasan dalam memilih pekerjaan yang dikehendaki serta mempunyai hak akan pekerjaan dan penghidupan yang layak.
  7. Hak milik perorangan diakui dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan kepentingan masyarakat.
  8. Potensi, inisiatif, dan daya kreasi setiap warga negara diperkembangkan sepenuhnya dalam batas-batas yang tidak merugikan kepentingan umum.
Ciri negatif dalam sistem perekonomian Indonesia yang harus dihindarkan di antaranya sebagai berikut.
  1. Sistem free fight liberalism, yakni yang menumbuhkan eksploitasi terhadap manusia dan bangsa lain.
  2. Sistem etatisme, yakni negara serta aparatur ekonomi bersifat dominan, mendesak dan mematikan potensi dan daya kreasi unit ekonomi di luar sektor negara.
  3. Monopoli, yakni pemusatan kekuasaan ekonomi pada satu kelompok.

3. Sistem Ekonomi Liberal
Sistem ekonomi liberal adalah suatu sistem di mana negara memberi kebebasan kepada setiap orang untuk mengadakan kegiatan ekonomi. Sistem ini berdasar pada teori yang dikemukakan oleh Adam Smith (1723–1790) dalam bukunya yang berjudul ‘The Wealth of Nations’, yang diterbitkannya pada tahun 1776, dengan ajaran pokoknya memberikan kebebasan perseorangan di setiap sektor ekonomi. 

Ciri-ciri;
  1. Hak milik atas alat produksi di tangan perorangan.
  2. Harga barang ditentukan oleh permintaan dan penawaran di pasar.
  3. Adanya persaingan bebas.
  4. Tidak ada campur tangan pemerintah dalam perekonomian.
  5. Modal memegang peran penting.
  6. terbuka kesempatan bagi individu untuk mengejar keuntungan.
Kelebihan:
  1. Dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas barang yang diproduksi.
  2. Terdorong untuk mengejar kemakmuran bagi dirinya sendiri.
  3. Setiap orang atau pengusaha termotivasi mencari keuntungan.
  4. Pemilihan sektor usaha disesuaikan dengan kemampuan.
Kelemahan:
  1. Menimbulkan persaingan tidak sehat.
  2. Terdapat kesenjangan kaya dan miskin.
  3. Menimbulkan monopoli.
  4. Terdapat eksploitasi SDM.
  5. Pemanfaatan SDA sering tidak memerhatikan kelestarian lingkungan.

4. Sistem Ekonomi Sosialis/Terpusat
Sistem ekonomi sosialis adalah sistem ekonomi di mana seluruh kebijakan perekonomian ditentukan oleh pemerintah sedangkan masyarakat hanya menjalankan peraturan yang ditentukan. Sistem ekonomi ini berdasar pada teori yang dikemukakan oleh Karl Marx dalam bukunya yang berjudul ‘Das Kapital’ tahun 1867. Jadi sistem ini lebih bersifat memerintah, karena campur tangan pemerintah di bidang ekonomi melakukan pembatasan-pembatasan atas kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat.

Ciri-ciri:
  1. Perencanaan disusun oleh pemerintah pusat.
  2. Semua alat produksi dikuasai oleh negara.
  3. Produksi, distribusi, dan konsumsi diatur secara terpusat.
  4. Inisiatif dan hak milik perorangan dibatasi.
Kelebihan:
  1. Pemerintah bertanggung jawab penuh dalam perekonomian.
  2. Relatif tidak ada jurang pemisah antara orang kaya dan miskin.
  3. Hasil produksi dapat dinikmati secara rata.
  4. Mudah melakukan pengendalian harga.
Kelemahan:
  1. Hak milik perorangan sangat dibatasi dan rakyat kurang memiliki pilihan.
  2. Potensi dan daya kreasi tidak berkembang.
  3. Tidak terdapat kebebasan individu.

5. Sistem Ekonomi Campuran (Sosialis dan Liberal)
Sistem ekonomi campuran merupakan perpaduan antara sistem liberal dan sistem sosialis, yang mengambil garis tengah antara kebebasan dan pengendalian, yang juga berarti garis antara peran mutlak negara/kolektif dan peran menonjol individu. Pada sistem ekonomi campuran, antara pemerintah dengan masyarakat atau swasta bersama-sama untuk ikut meningkatkan kegiatan perekonomian. Pemerintah sebagai pengendali dan stabilisator kegiatan ekonomi, sedangkan masyarakat diberi kesempatan untuk melakukan kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi.

Ciri-ciri:
  1. Adanya campur tangan pemerintah dalam perekonomian.
  2. Pihak swasta ikut berperan dalam kegiatan perekonomian.
Kelebihan:
  1. Sektor ekonomi pemerintah dan swasta terpisah secara jelas.
  2. Fluktuasi harga dapat lebih terkendali.
  3. Hak milik perorangan diakui dan pemerintah mendorongnya.
Kekurangan:
  1. Jika peran pemerintah mendominasi akan timbul etatisme.
  2. Jika peran swasta mendominasi, akan timbul monopoli yang merugikan masyarakat.